Selasa, 17 Maret 2009

Episode 5

…..Perih sekali rasanya badan dan hati ini.
Aku jarang merasa nyaman di rumah, makanya sering kali ketika pulang sekolah, aku merasa malas untuk pulang, karena suasana di rumah yang tak mendukung, lebih baik aku pergi sajalah. Aku ingin pergi ke tempat yang jauh, tempat yang dimana tidak ada satu orangpun yang bisa menemukan aku. Kesenangan yang aku rasakan di dalam keluargaku ini dapat dihitung, saat kami senag-senang pasti ada saja hal yang tidak diinginkan datang, biasanya yang suka mempersulit keadaan itu kedua orang tuaku, masalah yang kecil bisa jadi besar. Aku sangat menikmati kesenangan yang ada di keluargaku, karena aku takut itu tak akan pernah aku rasakan lagi nantinya.
Rasa iri, dengki, marah bercampur aduk ketika aku melihat keluarga lain yang harmonis, mengerti satu sama lainnya, tidak membeda-bedakan anak-anak mereka. Mereka tidak merasa takut untuk menyampaikan pendapatnya, aku heran kenapa aku tak di keluarga itu saja. Ingin sekali aku kabur dari rumah, tapi aku tidak punya uang untuk membiayai hidupku sendiri. Aku sadar aku masih butuh mereka untuk menghidupi aku hingga aku dewasa nanti.
Aku tidak pernah membuat mereka bangga, aku tidak pernah membuat prestasi apapun, aku sadar itu semua yang menyebabkan ini. Tapi apa yang harus aku lakukan, aku bingung untuk tentukan arah hidup ini, ingin bunuh diri tapi takutnya bukan takdir, dibiarkan malah menjadi-jadi, aku tak tahan dengan segalanya.
Aku mencoba untuk tes menjadi penyiar di salah satu radio swasta di kotaku, hal ini aku lakukan dengan bertujuan untuk mengurangi waktuku untuk berada di rumah. Tapi sepertinya aku tidak lulus, karena yanh aku tahu mereka hanya memproritasi penyiar laki-laki, karena mereka kekurangan penyiar laki-laki, yah tak papalah, namanya juga untuk cari pengalaman. Daripada aku terus-terusan berdiam diri di rumah, disuruh ini disuruh itu, aihhh pusing, enakkan aku keluar saja kalu begitu.
Aku berjanji pada diriku sendiri, jika aku besar nanti, aku ingin pergi ke luar negeri, meninggalkan semua yang ada di sini, bukannya aku mau melupakan ayah dan ibu, tapi aku mau lepaskan sejenak kemelut yang kualami belakangan tahun ini, dan memulai hidup baru, dengan rumah yang baru pula.
Siang ini ayah dan ibuku ribut lagi, aku sedang berada di kamar kakakku, sambil menulis cerita ini. Aku tak tahan mendengar ocehan mereka. Aku malu dengan pembantu di rumah, dia mendengar semua ocehan ayah dan ibu yang tak pernah ada ujungnya. Mereka pasti meributkan hal-hal yang tidak penting lagi. Kemarin pagi, tepatnya hari Sabtu, ibu membuka sms di handphonenya ayah, mungkin dia merasa penasaran kali. Ternyata ada sms yang mesra dan vulgar dari seorang wanita. Langsunglah ibu marah sekaligus cemburu, langsung saja ibuku menelepon nomor wanita itu. Ayah terbangun dari tidurnya, dan melihat handphonenya sudah ada di tangan ibu. Dia tak terima atasperlakuan ibu yang dengan lancang memeriksa handphonenya. Ayah mengganggap sms jorok itu adalah hal yang wajar-wajar saja, tapi ibu lain. Alhasil ributlah mereka, aku tak peduli lagi dengan mereka berdua, aku tak peduli lagi, aku tak peduli!!........

Tidak ada komentar:

Posting Komentar